Rabu, 21 Desember 2016

Jenis Jenis ROM dan Bios




 ROM kependekan dari Read Only Memory, yaitu perangkat keras pada komputer berupa chip memori semikonduktor yang isinya hanya dapat dibaca. ROM tidak dapat digolongkan sebagai RAM, walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat diakses secara acak (random). ROM berbeda dengan RAM. Perbedaan diantara keduanya antara lain:
ROM tidak dapat diisi atau ditulisi data sewaktu-waktu seperti RAM. Pengisian atau penulisan data, informasi, ataupun program pada ROM memerlukan proses khusus yang tidak semudah dan se-fleksibel cara penulisan pada RAM. Biasanya, data atau program yang tertulis pada ROM diisi oleh pabrik yang membuatnya. Umumnya ROM digunakan untuk menyimpan firmware, yaitu perangkat lunak yang berhubungan dengan perangkat keras. Contoh ROM semacam ini adalah ROM BIOS. ROM BIOS berisi program dasar sistem komputer yang berfungsi untuk mengatur dan menyiapkan semua peralatan atau komponen yang ada atau yang terpasang pada komputer saat komputer ‘dinyalakan/dihidupkan’.
Informasi/data/program yang tertulis pada ROM (isi ROM) bersifat permanen dan tidak mudah hilang dan tidak mudah berubah walaupun komputer ‘dimatikan’ atau dalam keadaan mati (off). Sedangkan pada RAM, semua isinya (baik berupa data, program atau informasi) akan hilang dengan sendirinya jika komputer ‘dimatikan’ (dalam keadaan off).
ROM dapat menyimpan data tanpa membutuhkan daya. Itulah sebabnya data dalam ROM tidak akan hilang walaupun komputer mati. Sedangkan RAM membutuhkan daya agar dapat menyimpan data, jika RAM tidak mendapatkan daya, dengan sendirinya tidak akan dapat menyimpan data. Hal inilah yang menyebabkan data yang terdapat dalam RAM secara otomatis akan hilang bila komputer mati (off).
ROM modern sering ditemukan dalam bentuk IC (Integrated Circuit), sama seperti RAM yag wujudnya kebanyakan juga berupa IC. Teks atau kode yang tertulis pada kedua jenis IC ini berbeda. IC ROM biasanya memiliki kode tulisan (teks) 27xxx. Angka 27 menunjukkan kode untuk ROM, sedangkan xxx menjunjukkan kapasitas ROM dalan satuan kilo bit.

Jenis ROM
Sampai sekarang dikenal beberapa jenis ROM yang pernah beredar dan terpasang pada komputer, antara lain Mask ROM, PROM, EPROM, EAROM, EEPROM, dan Flash Memory. Berikut ini disajikan uraian singkat dari masing-masing jenis ROM tersebut.

PROM
PROM kependekan dari Programmable Read Only Memory. PROM adalah salah satu jenis ROM, merupakan alat penyimpan berupa memori (memory device) yang hanya bisa dibaca isinya. PROM memang tergolong memori non-volatile, artinya program yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan (tidak mendapatkan daya listrik). Program yang tersimpan di dalamnya bersifat permanen. Biasanya digunakan untuk menyimpan program bahasa mesin yang sudah menjadi bagian hardware (perangkat keras) komputer. Contohnya adalah program yang men-start komputer ketika komputer baru dinyalakan (dion kan).
Program yang ada di dalam PROM diisi oleh pabrik pembuatnya. Pengisian program ke dalam PROM menggunakan alat khusus bernama PROM burner, atau PROM Writer Program atau informasi yang telah diisikan atau direkamkan ke dalam PROM, tidak dapat dihapus lagi.

EPROM
EPROM kependekan dari Erasable Programmable Read Only Memory. EPROM berbeda dengan PROM. EPROM adalah jenis chip memori yang dapat ditulisi program secara elektris. Program atau informasi yang tersimpan di dalam EPROM dapat dihapus bila terkena sinar ultraviolet dan dapat ditulisi kembali. Kesamaannya dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM, termasuk memori non-volatile, data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun komputer dimatikan, tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi chip EPROM adalah UV PROM eraser. Alat ini akan menyinarkan sinar ultraviolet ke memori tempat data disimpan dalam chip EPROM (disinarkan tepat pada lubang kuarsa bening). Dengan demikian, chip EPROM dapat digunakan kembali dan dapat diisikan informasi/program baru ke dalamnya. Informasi lain menyebutkan bahwa alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EPROM adalah EPROM Rewriter.

EEPROM
EEPROM kependekan dari Electrically Erasable Programmable Read Only Memory. Seperti halnya PROM dan EPROM, EEPROM merupakan memori non-volatile. Informasi, data atau program yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan, dan tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
EEPROM adalah komponen yang banyak digunakan dalam komputer dan peralatan elektronik lain untuk menyimpan konfigurasi data pada peralatan elektronik tersebut. Kapasitas atau daya tampung simpan datanya sangat terbatas. Pada sistem hardware komputer, chip EEPROM umumnya digunakan untuk menyimpan data konfigurasi BIOS dan pengaturan (setting) sistem yang berhubungan dengannya.
EEPROM memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan EPROM. EEPROM dapat dihapus secara elektris menggunakan sinar ultraviolet, sehingga proses penghapusannya lebih cepat dibandingkan EPROM. Penghapusan juga dapat dilakukan secara elektrik dari papan circuit dengan menggunakan perangkat lunak EEPROM Programmer. Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EEPROM disebut EEPROM Rewriter. Produk EEPROM versi awal, hanya dapat dihapus dan diisi ulang kurang lebih sebanyak 100 kali. Sedangkan produk-produk terbaru dapat dihapus dan diisi ulang (erase-rewrite) sampai ribuan kali (bahkan beberapa informasi menyebutkan mampu sampai 100 ribu kali)

Flash Memory
Flash memory yang dikenal pula dengan sebutan memori flash, adalah memori sejenis EEPROM yang memberikan banyak lokasi memori untuk dihapus atau ditulisi dalam suatu operasi pemrograman. Flash memory tetap dapat menyimpan data tanpa memerlukan penyediaan listrik. Penulisan ke dalam flash memori dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer atau software yang dapat menulisi Flash ROM. Sedangkan penghapusan datanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer, atau langsung secara elektrik dari papan sirkuit dengan menggunakan software Flash BIOS Programmer.
Memori jenis ini banyak digunakan dalam kartu memori, drive flash USB, kamera digital, pemutar MP3, hingga telepon genggam.

BIOS dan ROM
BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat di dalam perangkat keras komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM, EEPROM, Flash ROM, ataupun jenis ROM lainnya. Namun, setelah tahun 1995, EEPROM dan Flash Memory lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya karena BIOS yang terdapat pada kedua jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi sehingga membuka kemungkinan dilakukannya update BIOS. Update BIOS seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa alasan, antara lain:
Untuk mendukung prosesor yang lebih baru, sebab pengguna komputer baru saja mengganti prosesor yang lama dengan prosesor tipe baru untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik. Untuk mendukung perangkat lain yang baru dipasangkan karena BIOS yang lama belum memberikan dukungan pada perangkat tipe baru tersebut. Adanya bug yang mengganggu pada BIOS yang lama. Atau berbagai alasan lainnya. Para produsen motherboard sering menyediakan BIOS versi baru untuk meningkatkan kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang mengganggu. Adanya bug-bug pada BIOS biasanya baru diketahui setelah BIOS tersebut dirilis. Oleh karena itu BIOS yang ber-bug harus di-update dengan BIOS versi yang lebih baru yang merupakan edisi perbaikan dari BIOS yang lama.

Proses update BIOS harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Proses update yang tidak benar dapat mengakibatkan tidak berfungsinya motherboard (motherboard mati), karena firmware yang digunakan untuk membantu proses booting (BIOS) tidak dapat berfungsi. Kerusakan yang terjadi bukan kerusakan fisik komponen motherboard, tetapi kerusakan software BIOS (firmware) yang adapadaEEPROMatauFlashMemory.
Kebanyakan BIOS pada saat ini, memiliki sebuah region (lokasi) di dalam EEPROM atau Flash Memory yang disebut dengan istilah Boot Block yang sengaja ‘dilindungi’ dan tidak dapat di-upgrade. Ketika komputer dinyalakan, Boot Block tersebut selalu dieksekusi pertamakali. Kode dari Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk mengetahui apakah BIOS dalam kondisi normal atau rusak. Apabila BIOS dalam kondisi normal (tidak rusak), komputer segera mengeksekusi BIOS itu sendiri. Sebaliknya, bila ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka boot block akan menampilkan pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan pemrograman (pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama atau di-update dengan versi BIOS yang lebih baik. Program BIOS yang digunakan untuk meng-update biasanya disimpan di dalam disket, di dalamnya tersimpan flash memory programmer dan image BIOS
.
Sumber : http://adhiessetyawan.blogspot.co.id/2013/05/pengertianfungsidan-jenis-rom-terlengkap.html

Rabu, 19 Oktober 2016

Sejarah Perkembangan Memory ROM




 SEJARAH PERKEMBANGAN MEMORY ROM



Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang perkembangan ROM (Read Only Memory), manfaat ROM dan cara kerja atau prinsip kerja ROM, yang juga merupakan tugas ketiga dalam mata kuliah perangkat keras, semoga bermanfaat.

Perkembangan ROM (Read Only Memory)
ROM (Read Only Memory) biasa juga disebut sebagai firmware merupakan jenis memori yang isinya tidak hilang ketika tidak mendapat aliran listrik dan pada awalnya isinya hanya bisa dibaca. ROM pada komputer disediakan oleh vendor komputer yang berisi program dan data. Di dalam sebuah PC, ROM biasa disebut sebagai BIOS (Basic Input/Output System) atau ROM-BIOS. Instruksi dalam BIOS inilah yang akan dijalankan oleh mikroprosesor ketika komputer mulai dihidupkan. Umumnya proses yang terkandung dalam BIOS secara berurutan adalah sebagai berikut:

  1. Memeriksa isi CMOS.
  2. Membuat penanganan interupsi (Interrupt Handlers) dan pengendali piranti (device    driver).
  3. Menginisialisasi register dan manejemen daya listrik.
  4. Melakukan pengujian perangkat keras (POST atau the power-on self test) untuk memastikan bahwa semua perangkat keras dalam keadaan baik.
  5. 5.Menampilkan pengaturan-pengaturan pada sistem.
  6. Menentukan piranti yang akan digunakan untuk menjalankan program (misalkan pirantinya adalah harddisk).

Mengambil isi boot sector. Boot sector juga merupakan sebuah program kecil. Oleh BIOS program ini dimuat ke RAM dan kemudian mikroprosesor akan mengeksekusi perintah-perintah yang sudah berada dalam RAM tersebut.


Dengan cara seperti inilah akhirnya sistem operasi (misalnya Windows) dimuat ke memori sehingga komputer bisa dioperasikan oleh user. Dari beberapa penjelasan di atas berikut uraian beberapa istilah yang digunakan:

    MOS (Complementary Metal-Oxyde Semiconductor) merupakan jenis chip yang memerlukan daya listrik dari baterai. Chip ini berisi memori 64 byte yang isinya dapat diganti. Pada CMOS berbagai pengaturan dasar komputer dapat dilakukan, misalkan piranti yang digunakan untuk memuat sistem operasi dan termasuk pula tanggal dan jam sistem.
   
Penanganan interupsi adalah program kecil yang menjadi penerjemah antara perangkat keras dan sistem operasi. Sebagai contoh, jika pemakai menekan tombol keyboard maka isyarat ini dikirimkan melalui penanganan interupsi keyboard.

Pengendali piranti adalah program yang bertindak sebagai pemberi identitas bagi perangkat keras tertentu (misalkan scanner) sehingga bisa dikenali oleh sistem operasi.






Selain ROM, terdapat pula chip yang disebut PROM, EPROM, dan EEPROM.
PROM (Programmable Read-Only Memory). Jika isi ROM ditentukan oleh vendor, PROM dijual dalam keadaan kosong dan kemudian dapat diisi dengan program oleh pemakai. Setelah diisi dengan program, isi PROM tak bisa dihapus.
  
EPROM (Erasable Programmable Read-Only Memory). Berbeda dengan PROM, isi EPROM dapat dihapus setelah diprogram. Penghapusan dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet. ROM ( Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory). EEPROM dapat menyimpan data secara permanen, tetapi isinya masih bisa dihapus secara elektris melalui program. Salah satu jenis EEPROM adalah flash memory. Flash memory biasa digunakan pada kamera digital, konsol video game, dan chip BIOS.

Fungsi ROM

ROM merupakan singkatan dari Read Only Memory, yaitu perangkat keras pada komputer berupa chip memori semikonduktor yang isinya hanya dapat dibaca. ROM tidak dapat digolongkan sebagai RAM, walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat diakses secara acak (random).Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa umumnya ROM digunakan untuk menyimpan firmware.

Pada perangkat komputer, sering ditemukan untuk menyimpan BIOS. Pada saat sebuah komputer dinyalakan, BIOS tersebut dapat langsung dieksekusi dengan cepat, tanpa harus menunggu untuk menyalakan perangkat media penyimpan lebih dahulu seperti yang umum terjadi pada alat penyimpan lain selain ROM.

Umumnya, pada media simpan lain, jika dieksekusi untuk dibaca isi atau datanya, media simpan tersebut harus dinyalakan lebih dahulu sebelum dibaca, yang tentu saja membutuhkan waktu agak lama. Hal seperti ini tidak terjadi pada ROM.Pada komputer (PC) modern, BIOS disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi ulang secara elektrik yang dikenal dengan nama Flash ROM. Itulah sebabnya istilah flash BIOS lebih populer daripada ROM BIOS.

Cara Kerja ROM

ROM merupakan memori yang hanya dapat dibaca.  Data yang disimpan di ROM tidak akan hilang meskipun tegangan supply dimatikan dari sifatnya itu maka ROM sering dipakai untuk menyimpan program. Ada beberapa jenis ROM diantaranya ROM, PROM, EPROM, dan EEPROM. ROM merupakan memori yang sudah diprogram oleh pemakai tapi hanya dapat ditulis sekali saja.





Sumber : http://mahasiswa-perantau.blogspot.co.id/2014/07/sejarah-dan-perkembangan-memory-rom.html

Kamis, 23 Juni 2016

transformasi star delta menggunakan pascal



Aplikasi yang saya buat ini bertujuan untuk menghitung transformasi delta-star.Terdapat 2 pilihan cara perhitungan yaitu perhitungan pertama membutuhkan input R1, R2, R3 dengan rumus untuk mencari star-delta yaitu Ra = (R1*R2 + R2*R3 + R1*R3)/R3 ; Rb = (R1*R2 + R2*R3 + R1*R3)/R2 ; Rc = (R1*R2 + R2*R3 + R1*R3)/R1. Untuk perhitungan kedua membutuhkan input Ra, Rb, Rc dengan rumus untuk mencari delta-star yaitu R1 = Ra*Rb / (Ra + Rb + Rc) ; R2 = Ra*Rc  / (Ra + Rb + Rc) ; R3 = Rb*Rc  / (Ra + Rb + Rc).

LISTNING PROGRAM

program menghitung_transformasi_star_delta;
uses crt;
procedure delta_ra(f_r1, f_r2, f_r3: real; var result: real);
begin
   result := ((f_r1*f_r2)+(f_r2*f_r3)+(f_r3*f_r1)) / f_r3;
end;
procedure delta_rb(f_r1, f_r2, f_r3: real; var result: real);
begin
   result := ((f_r1*f_r2)+(f_r2*f_r3)+(f_r3*f_r1)) / f_r2;
end;
procedure delta_rc(f_r1, f_r2, f_r3: real; var result: real);
begin
   result := ((f_r1*f_r2)+(f_r2*f_r3)+(f_r3*f_r1)) / f_r1;
end;
procedure star_r1(f_ra, f_rb, f_rc: real; var result: real);
begin
   result := (f_ra*f_rb) / (f_ra+f_rb+f_rc);
end;
procedure star_r2(f_ra, f_rb, f_rc: real; var result: real);
begin
   result := (f_ra*f_rc) / (f_ra+f_rb+f_rc);
end;
procedure star_r3(f_ra, f_rb, f_rc: real; var result: real);
begin
   result := (f_rb*f_rc) / (f_ra+f_rb+f_rc);
end;
var
   ra, rb, rc, r1, r2, r3: real;
   pilihan1: string;
begin
   clrscr;
   writeln('1. perhitungan transformasi star-delta');
   writeln('2. perhitungan transformasi delta-star');
   write('masukkan pilihan :');
   readln(pilihan1);
   if (pilihan1 = '1') then
      begin
      write('masukkan nilai R1 : ');
      readln(r1);
      write('masukkan nilai R2 : ');
      readln(r2);
      write('masukkan nilai R3 : ');
      readln(r3);
      writeln;
      delta_ra(r1, r2, r3, ra);
      delta_rb(r1, r2, r3, rb);
      delta_rc(r1, r2, r3, rc);
      writeln('nilai Ra : ', ra:2:2, ' ohm');
      writeln('nilai Rb : ', rb:2:2, ' ohm');
      writeln('nilai Rc : ', rc:2:2, ' ohm');
      end
   else if (pilihan1 = '2') then
      begin
      write('masukkan nilai Ra : ');
      readln(ra);
      write('masukkan nilai Rb : ');
      readln(rb);
      write('masukkan nilai Rc : ');
      readln(rc);
      writeln;
      star_r1(ra, rb, rc, r1);
      star_r2(ra, rb, rc, r2);
      star_r3(ra, rb, rc, r3);
      writeln('nilai R1 : ', r1:2:2, ' ohm');
      writeln('nilai R2 : ', r2:2:2, ' ohm');
      writeln('nilai R3 : ', r3:2:2, ' ohm');
      end
   else
      begin
      writeln('salah input');
      end;
   readln;
   end.

flowchart


 

output