Perekonomian indonesia menghadapi berbagai tantangan sejak awal tahun
2015. Bahkan, sejak awal pemerintahan Joko Widodo berdaulat (Oktober 2014),
perekonomian indonesia sudah menghadapi banyak ‘tekanan’. Pelemahan rupiah
semenjak akhir 2014 –saat itu masih berkisar 13,000 hingga sekarang hampir
menyentuh 15.000, pertumbuhan ekonomi yang kuartal I dan II yang tak sesuai
harapan –kuartal I bahkan tak sampai 5%, inflasi yang bergejolak pasca
kebijakan dicabutnya subsidi BBM, hingga devisa negara yang terus terkuras
untuk menyelamatkan beberapa polemik yang telah disebutkan.
Pada bulan Agustus 2015, Presiden Joko Widodo mengambil langkah besar
dengan me-reshuffle kabinetnya. Darmin Nasution, mantan gubernur Bank
Indonesia, dipanggil untuk memimpin Kabinet Kerja ‘divisi ekonomi’. Tak lama
setelah hadirnya kapten baru di tim, Pak Presiden mengambil langkah kongkret
penyelamatan perekonomian Indonesia. Sebuah paket kebijakan ekonomi akhirnya
dikeluarkan.
Berikut ini 6 paket kebijakan ekonomi pemerintah yaitu :
- Relaksasi ketentuan persyaratan kegiatan usaha penitipan dan pengelolaan valuta asing oleh bank (business trust).
- Skema asuransi pertanian.
- Revitalisasi industri modal ventura.
- Pembentukan konsorsium pembiayaan industri berorientasi ekspor dan ekonomi kreatif serta usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
- Pemberdayaan lembaga pembiayaan ekspor Indonesia.
- Implementasi konsep satu proyek dalam penetapan kualitas kredit.
Sumber :
http://www.rappler.com/indonesia/108543-6-paket-kebijakan-ekonomi-dari-ojk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar